- Polbangtan Medan
- Monday, 17 June 2024
Polbangtan Medan Hadirkan Inovasi Pemuliaan Tanaman via Webinar MAF
MEDAN - Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Medan hadirkan inovasi pemuliaan tanaman bagi ketahanan pangan, menjadi topik hangat pada webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] yang dipusatkan di Medan, Sumatera Utara, Sabtu [15/6].
Dalam upaya mengatasi ketahanan pangan yang dihadapi Indonesia, kegiatan mingguan yang digelar secara online tersebut sukses menghadirkan lebih dari 600 peserta.
Webinar MAF adalah agenda rutin yang Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] untuk menginspirasi dan memotivasi mahasiswa agar berfikir kritis terhadap perkembangan sektor pertanian.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya menjaga ketahanan pangan, karena merupakan faktor penentu keberlangsungan sebuah negara.
"Saya ingatkan ketahanan pangan itu merupakan ketahanan negara. Karena sudah banyak negara yang kelaparan dan menghentikan ekspor beras," katanya.
Menurutnya, dampak yang ditimbulkan apabila ketahanan pangan terganggu berbeda dengan krisis ekonomi atau kesehatan. Saat krisis ekonomi melanda, dia meyakini kondisi Indonesia masih aman, bahkan petani masih sejahtera.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengmbangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, turut memberikan sambutan yang penuh inspirasi kepada para peserta.
"Menjaga ketahanan pangan sangat penting untuk membawa pertanian Indonesia menuju arah kemajuan yang lebih baik," katanya.
Fokus pada solusi ketahan pangan, webinar MAF tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Yudhistira Nugraha, Kepala Pusat Riset Peneliti Ahli Madya pada Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN]; petani organik Paiman; dan Muhammad Nazri Syahputra [Ambassador Program YESS 2023].
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan melalui diskusi dan wawasan praktis yang dibagikan narasumber.
"Peserta diharapkan mendalami permasalahan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya pada pemuliaan tanaman untuk mengatasi tantangan-tantangan ini," katanya.
Yudhistira Nugraha dari BRIN mengatakan pangan itu akan selalu penting bagi manusia selama kita mengkonsumsi pangan setiap harinya, tanpa pangan tentu manusia tidak akan hidup.
"Tren yang ada pada pemuliaan tanaman saat ini yakni Precision Breeding yang mengintegrasikan teknologi advance di bidang pemuliaan untuk pembentukan populasi dan seleksi menghasilkan bibit unggul lebih cepat, efektif dan efesien," katanya.
Hal terpenting, kata Yudhistira, adalah pengelolaan sumber daya plasma nutfah. Pasalnya, plasma nutfah yang nantinya akan disilangkan untuk memperbaiki suatu karakter di dalam satu varietas tanaman.
Petani organik, Paiman yang juga petani organik mengemukakan bahwa upaya pengelolaan padi organik, merupakan upaya petani membudidayakan padi organik yang adaptif iklim yang mengurangi biaya pengelolaan serta pengurangan input kimia buatan untuk mewujudkan ketahanan pangan masa depan.
"Pemuliaan benih secara pasrtisipatif perlu dilakukan karena adanya kritik terhadap tanaman yang dilakukan oleh industri raksasa perbenihan dan pemuliaan dengan teknik resiko bedah pada lingkungan serta biaya yang dikeluarkan cukup mahal," katanya lagi.
Paiman menambahkan, dalam upayanya berbagai langkah dilakukan mulai dari menyimpan benih terbaik untuk benih berikutnya, berbagi benih sesama petani, saling belajar sesama petani dan banyak melakukan percobaan.
Muhammad Nazri Syahputra membahas tentang keterlibatan para petani muda dalam inovasi ketahanan pangan bisa sangat berharga. Mereka membawa gagasan segar, keahlian teknologi dan semangat untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
"Kolaborasi yang bisa mereka lakukan adalah kolaborasi jaringan, kerjasama anatara kaum milenial dengan ahli pemuliaan tanaman, ilmuan pertanian dan petani, dampaknya akan berpengaruh pada generasi dalam inovasi pemuliaan tanaman.