Selamat Datang di Website Polbangtan Medan |  Pengumuman seputar Polbangtan Medan "Pelaksanaan Masa Bimbingan Dasar Mahasiswa Baru Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan Tahun Akademik 2023/2024"  dapat dilihat pada Pengumuman Polbangtan dibawah! | Event Polbangtan Medan "Soft Launching Aplikasi CoS Easy  dan Sosialisasi Badan Usaha Pertanian Kampus Polbangtan Medan" dapat dilihat pada rubrik Event dibawah ! | Berita seputar Kementerian Pertanian & Polbangtan Medan  "Program Magang, Mahasiswa Polbangtan Kementan Tanam Bibit Kopi di Sipirok"  dapat dilihat pada rubrik Seputar Polbangtan Medan di bawah!

 

 

 

 

 

Polbangtan Kementan Dorong Minat Pemuda terlibat Pertanian Organik
  • Polbangtan Medan
  • Friday, 1 March 2024

Polbangtan Kementan Dorong Minat Pemuda terlibat Pertanian Organik

MEDAN - Sejumlah petani muda organik dan wirausahawan muda pertanian di Sumatera Utara dipertemukan dengan regulator dan mitra swasta oleh Kementerian Pertanian RI di Medan pada Focus Group Discussion (FGD) Program Organic Youth Movement bertajuk 'Petani Muda Organik sebagai Pilar Utama Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim' Rabu (28/02/2024). 

Kegiatan FGD sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI yang Andi Amran Sulaiman sangat mendukung Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] dalam mendukung peningkatan produksi padi dan jagung. 

Mentan Amran juga meminta dukungan dari petani dan penyuluh untuk mewujudkan kembali swasembada pangan, seperti pernah terjadi pada 2017, 2019, dan 2020.

"Kami mendukung gerakan panen padi organik dan olah tanah serta tanam dengan mekanisasi, karena dipastikan meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani serta menumbuhkan inovasi baru seperti pestisida organik, pupuk organik dan pengendalian gulma organik di tingkat petani," katanya.

Mentan Amran mengatakan Sumut merupakan wilayah yang dekat dengan sejumlah negara yang memiliki kesempatan untuk memenuhi pangan negara tersebut.

“Untuk itu, Sumatera Utara ini strategis, karena dekat dengan Singapura dan Malaysia, bila perlu kita gantikan posisi Thailand atau Vietnam dan negara lain untuk menyuplai pangan ke Singapura dan Malaysia,” katanya. 

Regenerasi petani mutlak harus dilakukan seperti dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi. 

“Mau tidak mau, suka tidak suka, mampu tidak mampu kita harus lakukan regenerasi petani. Petani milenial berperan sangat strategis dalam pembangunan pertanian Indonesia," katanya.

Dedi menambahkan, pertanian organik harus mendapatkan insentif harga, sertifikasi untuk insentif harga dalam produknya. Sosialisasi pentingnya pertanian organik juga diperlukan.

Kegiatan yang digelar di Polbangtan Medan tersebut dihadiri sekitar 70 peserta secara offline dan 150 peserta online dari sejumlah lembaga dan petani organik di Sumatera Utara. 

Kegiatan yang diinisiasi Polbangtan Medan bekerjasama dengan Aliansi Organis Indonesia [AOI] dan Bitra Indonesia berupaya mengaktifkan kembali minat generasi muda untuk menjadi petani organik.

FGD dihadiri sejumlah narasumber di antaranya Sekretaris  Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Lucyantini, MM; Direktur Aliansi Organik Indonesia [AOI] Pius Mulyono dan    Pimpinan Yayasan Bitra Indonesia, Rusdiana.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini saat membuka FGD mengatakan dampak pandemik covid 19, perang Rusia-Ukraina dan perubahan iklim yang ekstrim. Kondisi pangan negara-negara di dunia  termasuk Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja. 

"Beberapa negara sudah tidak lagi mengekspor beras. Oleh sebab itu, ketahanan pangan dan keberlanjutannya menjadi target utama pemerintah sehingga negara dalam kondisi yang aman. Masalah makanan adalah masalah yang paling  mendasar," katanya.

Di satu sisi, kata Yuliana, negara kita juga berkurang minat generasi mudanya untuk menjadi petani. Tentunya, para petani muda diharapkan tidak hanya bertani untuk mencukupi kebutuhan pangan di negara sendiri namun diharapkan dapat ekspor ke negara lain.

“Negara tujuan ekspor mempersyaratkan ketentuan produk dimana isue saat ini mengarah kepada produk organik sesuai dengan SNI sehingga pertanian berkelanjutan dapat diwujudkan dalam Program Organic youth movement. 

Dengan bonus demografi yang akan kita terima pada 2030 diharapkan petani muda organik muda mampu menjadi pelaku-pelaku organik yang profesional dalam upaya menyiapkan pangan bagi rakyat Indonesia maupun dunia. 

"Kami berharap kegiatan FGD dapat memberikan inspirasi khususnya bagi generasi muda untuk menjadi petani yang berwawasan organik," kata Yuliana.

Ketua panitia FGD, Iman Arman mengatakan FGD  merupakan kegiatan untuk mendorong keterlibatan para pihak untuk mendukung hadirnya ruang kolaboratif dalam upaya mendukung lahirnya petani-petani muda di sektor pertanian organis di Indonesia.

“Besar harapan kami informasi yang dapat disampaikan  dapat  memperkuat pemahaman dan mengispirasi untuk mengembangkan pertanian organik khususnya bagi generasi muda untuk terlibat dalam seluruh sektor organis berbasis adaptasi perubahan iklim di Indonesia” katanya.

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset